Mulai merintis karir saat berusia 13 tahun, pahit manis panggung dangdut banyak dialami Zaskia Shinta si goyang itik.
Ada yang bilang panggung dangdut itu lebih terjal ketimbang jenis musik lain. Segmen dangdut, yang kebanyakan dinikmati masyakarat menengah ke bawah, membuat si penyanyi harus pentas dari satu lapangan ke lapangan lainnya. Jarang sekali dangdut dihelat di dalam ruangan.
Alhasil, penyanyi dangdut harus berstamina kuat ketika bernyanyi di bawah terik matahari. Si penyanyi juga harus terbiasa dengan kehadiran penonton-penonton centil, yang suka colek sana colek sini. Zaskia melalui masa-masa itu. Ia menjadi biduanita dangdut di usia amat belia, 13 tahun.
"Alasanku menjadi penyanyi dangdut di usia itu, karena aku harus membantu keluarga. Papaku bekerja sebagai kuli bangunan. Tahu sendiri, kan kalau kuli bangunan itu hanya kerja ketika ada order saja. Kalau enggak ada, ya menganggur di rumah. Sedangkan adik-adikku masih kecil," cerita Kia, sapaan akrabnya. Ia tersadar untuk menyelamatkan perekonomian keluarga. Cara yang terlintas, berdendang di atas panggung.
Jangan dikira, Zaskia segera mendapatkan panggung megah untuk bernyanyi. "Panggung pertamaku kecil sekali. Karena aku menyanyi di acara hajatan. Biasanya perkawinan atau sunatan," tutur Kia. Ia menjadi penyanyi dangdut dari kampung ke kampung. Penghasilannya tak seberapa. Kia masih ingat, untuk penyanyi pemula sepertinya, saat itu dihargai 20 ribu.
"Itu bukan untuk satu lagu, ya tapi untuk satu hari. Biasanya aku nyanyi dari pagi sampai sore," sebut Kia. Penghasilan yang kecil itu tidak membuatnya patah arang. Di hatinya tersimpan satu keyakinan, kelak akan menuai sukses.
Yang paling menyedihkan saat Kia menapaki karier, kehadiran penonton jail di bibir panggung. "Di panggung, aku banyak mengalami pelecehan. Contohnya, kalau manggung di kampung, orang suka nyawer ke bagian sensitif wanita, ke dada. Aku menangis, sempat berpikir, mencari duit, kok sampai begini, sih. Aku berusaha jaga diri. Kalau ada gelagat orang iseng seperti itu, aku menjauh dengan baik-baik," bilang Kia.
Kesabaran Kia berbuah manis. Lagu "Satu Jam" yang mendulang tawaran manggung di mana-mana membuat Kia percaya diri akan menuai sukses yang lebih besar. "Aku ingin memperbaiki rumah. Rumahku masih setengah bilik. Kalau hujan, rumahku banjir. Sekarang, sih sudah mulai diperbaiki sedikit-sedikit," jelas Kia. Tekad Kia membahagiakan orang tua inilah yang membuatnya bangga menjadi penyanyi dangdut hingga dilabeli Goyang Itik.
mjm s
umber:http://celebrities.lintas.me/go/tabloidbintang.com/zaskia-shinta-si-goyang-itik-sering-mengalami-pelecehan-di-atas-panggung/
follow @taugak_sih dan fans fb facebook.com/asiktau
0 komentar:
Posting Komentar